Thursday, March 1, 2012

GAMBAS



Gambas atau oyong, memiliki bahasa latin Luffa acutangula. Sayuran ini masuk suku labu-labuan dan merupakan jenis komoditi sayuran minor. Budidayanya belum terlalu serius. Di negeri kita penanamannya biasanya dilakukan di pekarangan atau bagian ladang yang tidak digunakan untuk tanaman lain. Gambas ini dipanen buahnya saat masih muda, dan sering kita jumpai di meja dapur Indonesia, China, dan Vietnam.
Asal tahu saja, gambas atau oyong ini kalau orang barat sering menyebutnya sebagai Chinese Okra, meskipun tidak ada hubungan kekerabatan dengan okra sama sekali. Sedangkan orang China sendiri menyebutnya dengan sinqua.
Bentuknya memanjang seperti mentimun jepang. Jenis yang sering kita temui di pasar adalah dari varietas Angled Luffa Summer Long, yang kulitnya keras dan berbelimbing. Yang kita konsumsi adalah bagian dalamnya yang mirip spon, empuk-empuk tapi agak basah. Padahal sebenarnya ada beberapa varietas lain yang tak kalah menariknya, yaitu Edible Luffa yang lebih mirip mentimun jepang atau zucchini, dengan kulit yang lebih soft dan bisa langsung dikonsumsi.
Gambas ini termasuk sayuran merambat, sehingga untuk penanamannya membutuhkan para-para. Lebih baik ditanam pada menjelang akhir musim hujan. Dapat mulai panen usia 1,5 bulan, ketika buah gambas masih muda. Untuk gambas yang tua, sudah tidak enak, jadi rada berlendir. Tidak asik. Pada varietas gambas yang lain, buah yang tua diambil serat-serat di kulitnya itu, untuk dijadikan sabut cuci. Itu kenapa kadang gambas ini disebut juga buah dishcloth luffa. (Jadi ingat, bisa buat nggosokin tumit kaki yang pecah-pecah kali ya.. )
Sayang sekali informasi nutrisi sayur gambas ini sangat terbatas, dari literatur terbatas hanya disebutkan bahwa gambas ini rendah kalori. Dalam setiap 3 ons gambas terdapat 20 kalori dan 20 persen kebutuhan vitamin C saja.

Cara Memilih dan Menyimpan
Memilih gambas mudah saja. Pilih yang kulitnya masih mulus. Tekan gambas dengan jari, pilih yang masih ‘keras’ atau cukup sampai agak lunak saja. Semakin empuk berarti gambas semakin tua. Tapi kalau terlalu keras, itu berarti buahnya muda dan biasanya kulitnya jadi lebih tebal. Nanti kalau dikupas, ‘spon’ jadi kecil saja. Rugi.
Untuk penyimpanan, gambas cukup dibungkus dengan koran atau kertas dan masukkan ke lemari pendingin. Dengan cara ini gambas tahan hingga beberapa minggu. Cuma, ngapain juga ya disimpan lama-lama. Toh kita dengan mudah membelinya di pasar tradisional.
Pemanfaatannya di dapur mlandhing antara lain adalah sebagai sup sehat, sup gambas miso, dan sayur bening bayam

No comments:

Post a Comment