Thursday, March 1, 2012

Batasi Konsumsi Jus Buah



Sebagai orang tua, Anda mungkin tahu bahwa soft drinks dan minuman bersoda bukan pilihan terbaik bagi anak karena kandungan nutrisinya rendah, berkalori tinggi, dan menyebabkan obesitas serta pengeroposan gigi. Tapi, Anda mungkin terkejut jika tahu bahwa jus buah, yang dianggap sebagai bagian penting dari makanan bayi dan anak, bukanlah pilihan yang terbaik pula.

The American Academy of Pediatrics Committee on Nutrition telah melakukan penelitian mengenai konsumsi jus buah pada bayi, balita, anak, dan remaja. Jus buah didefinisikan sebagai jus murni, yang umumnya terdiri dari air dan karbohidrat (gula), sedikit protein, mineral, vitamin dan kalsium.

Jus buah tidak mengandung protein, lemak, mineral, atau vitamin (selain vitamin C) dalam jumlah yang signifikan. Jus buah mempunyai kandungan karbohidrat (gula) yang tinggi, sehingga jika dikonsumsi berlebihan akan menyebabkan diare, nyeri perut, kembung, dan gas dalam perut. Umumnya jus juga tidak mengandung serat yang berarti jika dibandingkan buah segar. Selain itu, konsumsi jus buah dapat mengurangi kebiasaan anak untuk konsumsi buah-buahan segar.

Jus buah atau minuman sari buah di pasaran seringkali diberi tambahan kalsium untuk membuat gigi dan tulang lebih sehat dan kuat. Tapi konsumsi jus buah dapat menyebabkan pengeroposan gigi jika si anak mengonsumsinya sepanjang hari atau saat waktu tidur. Selain itu, minuman sari buah – yang bukan jus buah murni – dapat mengandung pemanis tambahan, pewarna buatan, dan bahan-bahan lainnya.

Studi oleh The American Academy of Pediatrics Committee on Nutrition, menunjukkan pemberian jus buah pada anak usia 4-6 bulan (terutama yang pernah mengalami kolik), sebelum mereka dikenalkan dengan makanan padat, dapat mengakibatkan kesulitan penyerapan karbohidrat. Anak yang rentan terhadap kolik akan menjadi rewel, mengalami gangguan tidur dan memiliki lebih banyak gas dalam perutnya, setelah minum jus tertentu.

Pemberian jus buah pada bayi yang belum mendapatkan makanan padat dapat menyebabkan malnutrisi jika jus tersebut digunakan sebagai pengganti ASI atau susu formula yang mengandung lebih banyak protein, zat besi, kalsium, dan lemak daripada jus.

Selain itu, jika jus diminum langsung dari botol atau cangkir, maka gula yang terkandung dalam jus akan menyebabkan pengeroposan gigi. Anak cenderung mengonsumsi jus buah secara berlebihan karena rasanya yang lezat, tapi hal ini dapat menyebabkan pengeroposan gigi, diare, obesitas, atau malnutrisi. Walaupun remaja dan anak yang lebih dewasa cenderung mengonsumsi jus dalam jumlah yang lebih sedikit, mereka juga dapat terkena obesitas jika mengonsumsi jus secara berlebihan. Jus buah murni adalah sehat jika diberikan dalam jumlah yang tepat bagi bayi dan anak-anak.

The American Academy of Pediatrics Committee on Nutrition juga memberikan rekomendasi terbarunya mengenai konsumsi jus buah pada bayi dan anak-anak:

Jus buah tidak boleh diberikan pada bayi di bawah 6 bulan.

Setelah 6 bulan, bayi tidak boleh mengonsumsi jus buah dari botol dan cangkir, yang menyebabkan mereka dapat dengan mudah meminumnya sepanjang hari.

Bayi tidak boleh diberikan jus buah saat waktu tidur.

Untuk anak usia 1-6 tahun, konsumsi jus harus dibatasi sekitar 110-165 ml/hari.

Untuk anak usia 7-18 tahun, konsumsi jus harus dibatasi sekitar 230-330 ml/hari.

Anak-anak harus didorong untuk mengonsumsi buah-buahan segar (potongan).

Source: www.radarbanjarmasin.com

No comments:

Post a Comment